Sekaten Jogja

Sekaten Jogja, Tradisi Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

KelilingJogja.id – Sekaten Jogja merupakan acara rutin yang di adakan di Yogyakarta setiap tahun nya. Sejarah Sekaten tidak bisa terlepas dari agama islam. Sekaten diselenggarakan untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tanggal 12 bulan Maulud. Sekaten menjadi upacara pendahuluan untuk memperingati hari lahir Nabi. Sejarah kata Sekaten berkembang dalam beberapa versi. Awalnya beberapa berpendapat bahwa Sekaten berasal dari Sekati yang berarti nama dari dua perangkat pusaka Keraton yang berupa gamelan dan disebut Kanjeng Kyai Sekati dan akan ditabuh saat rangkaian acara peringatan Maulid. Namun ada juga pendapat lain yang mengatakan Sekaten berasal dari kata suka dan ati. Hal ini disebabkan pada saat perayaan Maulid orang-orang menyambut hari tersebut dengan suka cita dan bahagia.

Upacara Sekaten merupakan perpaduan antara dakwah Islam dan seni. Di awal penyebaran agama Islam di Jawa seorang wali Songo yaitu sunan Kalijaga menggunakan kesenian karawitan sebagai alat untuk menarik minat masyarakat agar datang menikmati pagelaran karawitannya dengan menggunakan gamelan Kanjeng Kyai Sekati. Di sela-sela pagelaran karawitan diselipkan khotbah dan pembacaan ayat suci Al-Quran. Masyarakat Jogja meyakini bahwa ketika ikut merayakan hari lahir Nabi Muhammad SAW maka orang tersebut akan mendapat pahala dari Yang Maha Agung dan mendapat keberkahan awet muda. Nah sebagai syaratnya, orang yang ikut merayakan harus mengunyah sirih di halaman Masjid Agung Yogyakarta di hari pertama dimulainya perayaan Sekaten. Jadi jangan heran bila selama perayaan Sekaten banyak penjual sirih di sekitar Alun-alun Utara atau di depan Masjid Agung.

Bentuk ritual yang di adakan dalam acara Sekaten adalah gamelan pusaka yang dikeluarkan dari persemayamannya. Adapun gamelan tersebut adalah Kanjeng Kyai Sekati, Kyai Kanjeng Guntur, Kyai Kanjeng Nogowilogo. Setelah itu gamelan dibunyikan yang awalnya di dalam Keraton kemudian dipindahkan ke mesjid besar Kauman. Tabuhan gamelan dilakukan selama 7 hari berturut-turut, lalu selanjutnya Sri Sultan Hamengkubowono menghadiri upacara dan menyebarkan uang receh ke masyarakat dan pada hari akhir upacara gamelan dikembalikan ke Keraton. Sebelum upacara Sekaten dimulai biasanya satu atau dua minggu sebelumnya di adakan pasar malam di alun-alun utara untuk menyemarakkan acara inti yaitu Sekaten sendiri. Pasar malam Sekaten menjadi yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya di Jogja.

Baca Juga :

Apabila anda ingin mengunjungi kota Yogyakarta, bisa menghubungi kami KelilingJogja.id (08111955010). Layanan sewa mobil Yogyakarta menggunakan armada mobil keluaran baru, dengan kondisi terawat untuk disewakan kepada Anda dengan harga yang bersahabat serta dilayani dengan supir kami yang telah berpengalaman.